SILANEWS - Indonesia dan Yugoslavia adalah dua negara yang pernah sama-sama mendirikan Gerakan Non Blok (GNB). Kedua pemimpin negara tersebut, Sukarno dan Josep Broz Tito sama-sama sepakat untuk tidak membawa negaranya untuk berpihak pada salah satu blok, Barat atau Timur, di era Perang Dingin.
Setelah Perang Dingin berakhir di awal tahun 1990, nasib menentukan lain. Indonesia hingga saat ini tetap berdiri sebagai suat negara dan bangsa dan yang kokoh dan semakin kuat, sedangkan Yogoslavia terpech belah menjadi enam negara, dinataranya Serbia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina Montegnegro, Macedonia.
Baca Juga: Mediasi Tiongkok Damaikan Arab Saudi dan Iran. Ingatkan Pidato Bung Karno
Siapa sangka, jauh sebelum Perang Dingin berakhir, kedua kepala negara yaitu Bung Karno dan Tito pernah memperbincanbgkan cara mempertahankan keutuhan bangsa dan negaranya, saat keduanya bertemu.
Sukarno atau Bung Karno pernah bertanya kepada Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito, kurang lebih sebagai berikut: "Tuan Tito, jika anda meninggal nanti, bagaimana nasib bangsa anda?"
Dengan bangga, Tito berkata, "Aku memiliki tentara-tentara yang berani dan tangguh untuk melindungi bangsa kami."
Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Gelar Pahlawan Nasional Bung Karno: Bung Karno Tidak Pernah Berkhianat
Setelah menjawab pertanyaan ini, Tito ternyata gantian bertanya, "Lalu bagaimana dengan negara anda, sahabatku?"
Dengan tenang Bung Karno berkata,"Aku tidak khawatir, karena aku telah meninggali bangsaku dengan sebuah way of life, yaitu Pancasila.
Menurut para ahli sejarah di Serbia, di antara Indonesia dan Yugoslavia, yang paling berkemungkinan pecah atau mengalami disintegrasi seharusnya Indonesia.
Alasannya, Yugoslavia lebih beruntung dibandingkan Indonesia, karena wilayahnya tidak terpisah-pisah dan tidak beretnis sebanyak Indonesia.
Baca Juga: BPIP Gelar 'Kirab Pancasila' di Yogyakarta, 45 Ikon Prestasi Pancasila Ikut Turun ke Jalan!
Namun, pada akhirnya, bangsa Yugoslavia pecah menjadi 6 (enam) negara-negara kecil seperti Serbia, Kroasia, Bosnia, dan lain-lain.
Ternyata, menurut mereka, bangsa Indonesia lebih beruntung karena memiliki pegangan hidup Pancasila yang menyatukan penduduknya yang terdiri atas berbagai suku/golongan dan memeluk berbagai agama dan kepercayaan.
Seperti dikatakan Bung Karno, Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali jauh ke dalam bumi Indonesia, tradisi-tradisi Indonesia sendiri.
Artikel Terkait
Perayaan Sumpah Pemuda di Semarang Bertemakan 'Pancasila: Voice of Humanity'
Pancasila sebagai Paradigma IPTEK, Begini Penegasan Presiden Jokowi!
Begini Cara Unik Generasi Milenial Membumikan Pancasila!
KTT G-20 dan Perwujudan Pancasila Dalam 'Taman Sari Dunia'
Lagi, BPIP Kembali Berikan Anugerah 'Ikon Prestasi Pancasila'
Calon Astronaut Pertama Indonesia Terima Anugerah Ikon Prestasi Pancasila 2022 dsri BPIP