SILANEW - Irak selama 10 bulan tanpa adanya pemerintahan terpilih, Muqtada Al-Sadar menuntut untuk melakukan pembubaran parlemen dan melakukan pemilihan dari awal.
Cendekiawan Muslim populis Irak, Muqtada Al-Sadr, mendesak para pendukungnya untuk melanjutkan aksi duduk mereka di dalam parlemen nasional di Baghdad sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Pernyataan tersebut, yang disampaikan oleh pemimpin Muslim Syiah, dalam pidato yang disiarkan televisi dari Najaf pada Rabu (3/8), dapat memperpanjang kebuntuan politik yang telah membuat Irak tanpa pemerintahan terpilih selama hampir 10 bulan.
Baca Juga: Sempat di Mention Sandiaga Uno, Jovan Akhirnya Benar-benar Bisa Bertemu Jokowi. Ini yang di Minta!
Ribuan pengikut Al-Sadr menyerbu zona hijau yang dibentengi di Baghdad, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan misi asing, akhir pekan lalu, dan mengambil alih gedung parlemen yang kosong untuk melakukan aksi duduk yang terus berlanjut.
Pendukung Al-Sadr telah mendirikan sebuah perkemahan dengan tenda dan warung makan di sekitar parlemen.
Langkah tersebut merupakan tanggapan terhadap upaya saingan Muslim Syiahnya, yang banyak di antaranya dekat dengan Iran, terutama kerangka koordinasi yang didukung Iran untuk membentuk pemerintahan dengan calon perdana menteri yang tidak disetujui oleh Al-Sadr.
Baca Juga: Menag Sambut 237 Petugas Haji Daker Mekkah Saat Kembali ke Tanah Air
Al-Sadr memenangkan jumlah kursi terbesar di parlemen dalam pemilihan Oktober 2021, tetapi gagal membentuk pemerintahan yang akan mengecualikan saingannya yang didukung Iran.
Dia menarik anggota parlemennya, dan sebaliknya menerapkan tekanan melalui protes dan duduk di parlemen, menarik basis populernya dari jutaan kelas pekerja Syiah Irak.
Al-Sadr menegaskan kembali dalam pidatonya bahwa dia siap untuk “syahid” untuk tujuannya.
Baca Juga: Batik Terus Berkembang, Kota Bekasi Adakan Lomba Desain Batik Diikuti 121 Desainer
“Bubarkan parlemen dan adakan pemilihan awal,” kata Al-Sadr.
Al-Sadr, yang pernah memimpin milisi anti-AS dan memiliki jutaan pengikut setia, mencatat dalam pidatonya bahwa dia juga “tidak tertarik” untuk bernegosiasi dengan saingannya.
Artikel Terkait
Musim Haji 2022, Diatur Sangat Ketat oleh Pemerintah Arab Saudi
Pemerintah Gencarkan Vaksinasi Dosis Ketiga Antisipasi Lonjakan Kasus
Pemerintah Bayar Kompensasi Rp 64.5 T, Perkuat Arus Kas Pertamina, Proteksi Daya Beli Masyarakat
UGM Dukung Kebijakan Pemerintah Wajibkan Booster untuk Aktivitas Berskala Besar
Tidak Jalankan MoU Terkait Pekerja Migran, Pemerintah RI Menghentikan Pengiriman TKI ke Malaysia
Pemerintah Bahas Pembentukan Pabrik CPO dan RPO Mini Berbasis Koperasi
Presiden Jokowi: Pemerintah Terus Antisipasi Subvarian Covid-19
Pemerintah Pastikan Penduduk Lokal Akan Jadi Bagian Pembangunan IKN
Pemerintah Akan Bangun Pusat Pelatihan Sepak Bola di Ibu Kota Nusantara
Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Masih Di Atas Inflasi