• Jumat, 22 September 2023

Kegiatan Standardisasi Kompetensi Dai – MUI Angkatan ke-21, Ketua Komisi Dakwah MUI: Mari Rawat Kemajemukan

- Sabtu, 3 Juni 2023 | 19:03 WIB
Foto bersama peserta Standardisasi Kompetensi Dai Angkatan ke-21 yang digelar Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023). (mui.or.id)
Foto bersama peserta Standardisasi Kompetensi Dai Angkatan ke-21 yang digelar Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023). (mui.or.id)

SILANEWS-Sebagaimana profesi lain yang memerlukan standarisasi kompetensi, para dai pun dituntut memiliki standarisasi serupa.

Banyaknya jumlah dai dengan latar belakang organisasi maupun ilmu-pengetahuan keagamaan berbeda, menjadi penyebab perbedaan visi-misi dalam menjalani profesi mereka.

Satu hal yang sangat mengkhawatirkan terkait dengan Pemilu dan Pilkada yaitu kekhawatiran terjadinya perbedaan pilihan politik yang berimbas pada perpecahan atas kemajemukan yang ada.

Baca Juga: Menteri ESDM Hentikan Ekspor Mineral Mentah per 10 Juni 2023, Kecuali Untuk Lima Perusahaan Memenuhi Syarat

Untuk itu Ketua Komisi Dakwah MUI - KH Ahmad Zubaidi mengimbau para dai agar dapat merawat keutuhan serta kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam acara Standardisasi Kompetensi Dai Angkatan ke-21 yang digelar Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023).

“Supaya masyarakat merasa tenteram dengan bentuk negara yang ada, kemudian mempelajari bahwa negara ini terbentuk karena memang sebuah kesepakatan oleh para pendiri bangsa demi kemaslahatan bangsa ini,” ujarnya.

Baca Juga: Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno 2023, Pemkot Denpasar Gelar Lomba dan Parade Baleganjur

Kiai Zubaidi juga memaparkan bahwa tanpa NKRI yang berbasis Pancasila, belum tentu negara Indonesia akan aman, tenteram, dan damai. Karena banyak negara Islam di belahan dunia lain yang berkonflik padahal tidak semajemuk bangsa Indonesia.

“Banyak negara Islam yang terlibat konflik internal, perang saudara, padahal kemajemukan mereka tidak semajemuk Indonesia,” tuturnya.

Maka menurut Kiai Zubaidi, para dai harus menyadari betapa pentingnya kemajemukan supaya tidak bernasib sama seperti negara lain yang terlibat konflik.

Baca Juga: Pembangunan Gedung ‘Gelanggang Inovasi dan Kreativitas’ Mahasiswa UGM Rampung Februari 2024, Proggres 39,74 %

Lebih lanjut, dia mengatakan standardisasi dakwah MUI bertujuan salah satunya untuk meningkatkan kompetensi dai dalam berdakwah. Sehingga para dai ketika berdakwah dapat memperhatikan keadaan objek dakwahnya.

“Standardisasi menekankan agar para dai lebih mengutamakan persatuan dan persaudaraan umat dari pada berdakwah pada hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Amril Taufik Gobel

Sumber: MUI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X