SILANEWS-Yenny Wahid sebagi seorang politikus, aktivis Nahdlatul Ulama, dan sekaligus direktur Wahid Institute, adalah putri Presiden ke 4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (dikenal dengan sebutan Gus Dur).
Kehadirannya pada kegiatan Forum Perdamaian dan dialog antar agama di Berlin – Jerman merepresentasikan berbagai pemikiran Gus Dur dalam konsep toleransi, yang dikenal pula sebagai pembela minoritas dan bapak pluralisme.
Forum Perdamaian yang diselenggarakan oleh Sant’Egidio Italy, mengambil tema tema The Audacity of Peace
Baca Juga: Dukung Indonesia Terus Melaju, Pemanfaatan ‘Teknologi Digital’ Bagi Perempuan Terus Ditingkatkan
Berikut ini catatan Yenny Wahid pada akun instagram @yennywahid pada Kamis, 14 September 2023, sebagai berikut:
“Beberapa hari yang lalu saya menghadiri acara yang diadakan oleh society Sant’Egidio dimana saya menceritakan tentang pentingnya dialog antar agama sebagai upaya untuk menyatukan masyarakat dan menjembatani perbedaan sosial.
Saya memulai pidato dengan bercerita tentang tantangan yang dihadapi Gus Dur yang menjadi pioner gerakan toleransi di Indonesia.”
Baca Juga: Bangun Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru, Pekan Depan Investor Swasta Mulai Membangun di IKN
Yenny mengungkapkan, sejumlah muslim sebagai mayoritas di Indonesia sering ebrsikap kurang toleran terhadap penganut agama yang berbeda.
Demi kerukunan, kedamaian, dan keberlangsungan kehidupan bersama, Gus Dur menjembataninya, dan pada awalnya banyak ditentang.
“Ketika Gus Dur mulai bicara dengan tokoh Non moslem, Gus Dur dicaci maki dan dianggap menjual agama, bahkan diancam akan dibunuh.
Baca Juga: Selama 6 Bulan Sebanyak 419,8 Kg Narkotika Jenis Sabu Diamankan Polres Aceh Utara
Namun sekarang dunia menyadari bahwa dialog antar agama adalah alat penting untuk membangun perdamaian di dunia.”
Hingga kini pun masih banyak kelompok yang tidak dan kurang toleransi terhadap perbedaan agama, sehingga ide dan konsep-konsep toleransi Gus Dur perlu terus dimasyarakatkan.