SILANEWS - Pada 22 April 2022 dalam rangkaian kunjungannya ke Ankara, Turki, Menl RI Retno Marsudi meresmikan gedung KBRI Ankara yang berlokasi di Jalan Sukarno Turki (Soekarno Caddesi).
Gedung KBRI Ankara ini dibangun dengan proses desain dan pembangunan yang mengedepankan aspek keberlanjutan dan pelayanan publik yang prima.
Gedung KBRI Ankara dilengkapi dengan panel surya dan fasilitas yang ramah bagi kelompok difabel, serta museum untuk lebih mendekatkan budaya Indonesia kepada masyarakat Turki.
Baca Juga: Berkunjung Ke Pakistan, Menlu RI Bertemu Perwakilan Taliban di Islamabad
Dalam peresmian Gedung KBRI Ankara ini hadir Walikota Ankara, Mansur Yavaş, serta para Dubes negara-negara anggota ASEAN dan negara sahabat.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Ankara, Menlu RI Retno Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Turki Mevlüt Çavuşoğlu di Ankara, 22 April 2022.
Menlu RI dan Menlu Turki membahas berbagai isu bilateral dan global, seperti kerja sama ekonomi dan kesehatan, Ukraina, G20, hingga Palestina.
Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Ubah Nama Negaranya Menjadi Turkiye
“Dengan presidensi Indonesia di G20 dan keketuaan Turki di MIKTA, kita memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dunia," kata Menlu Retno dalam pernyataan persnya.
Dalam pertemuan tersebut kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama pemulihan dari pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Perdagangan bilateral Indonesia-Turki di tahun 2021 mencapai USD2,01 miliar atau meningkat 51,86% dibanding tahun sebelumnya.
“Saya harap perjanjian Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) dapat segera diselesaikan untuk semakin meningkatkan peluang kerja sama antara kedua negara," ujar Menlu Retno.
Baca Juga: Dihadapan Komunitas Bisnis Turki, Dirut Nindya Karya Buka Peluang Kerjasama
Terkait isu Ukraina, Menlu Retno mengapresiasi peran Turki dalam mendorong perundingan perdamaian, dan menegaskan kembali pentingnya segera menghentikan perang dan mendorong cara-cara damai untuk mencapai resolusi atas konflik.
Menurut keduanya, perang tersebut telah mengakibatkan dampak yang signifikan tidak saja pada kemanusiaan, namun juga berdampak pada stabilitas dan ketahanan pangan dan energi dunia. Oleh karena itu, semua negara memiliki kewajiban untuk turut berkontribusi menciptakan enabling environment sehingga perdamaian dapat segera tercipta.
Artikel Terkait
Menlu Kanada Sampaikan Dukungan Terhadap Presidensi G20 Indonesia saat Audiensi bersama Presiden Jokowi
Pagelaran Budaya Nusantara Ditampilkan KBRI Bucharest saat Resepsi Pengenalan Konsul Kehormatan RI
Obati Rindu WNI, KBRI Paramaribo Adakan Program 'Takjil Drive-Thru'
Menkeu Sri Mulyani Akui Adanya Pembicaraan Serius di G20 Mengenai Risiko Akibat Perang di Ukraina