SILANEWS- stunting menjadi persoalan serius yang tidak mudah ditangani. Namun, dengan tekat dan semangat besar kondisi yang menunjukkan derajat kesehatan yang rendah pada anak-anak bawah lima tahun itu harus ditekan perkembangannya.
Kondisi anak yang terkena stunting bukan hanya terlihat pada tinggi badan yang tidak memadai, melainkan juga pada rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan rawan terkena penyakit-penyakit kronis.
Oleh karena itu seperti banyak program yang lain, diperlukan upaya percepatan dan pemberian target tertentu agar kondisi lebih ideal dapat terwujud.
Hal itu melibatkan segenap stakeholder, terutama pada kesadaran dan pengetahuan para orang tua dalam menangani tumbuh-kembang anak agar tidak terkena stunting.
Terkait upaya penurunan jumlah stunting, belum lama ini Presiden Joko Widodo mencanangkan target capaian menurun menjadi 14 persen pada 2024.
Untuk itu segenap infrastruktur dan lembaga yang ada, harus digerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting, mulai dari kondisi air bersih, sanitasi, dan rumah sehat.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%.
Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting pada 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin mengungkapkan, besarnya angka stunting tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting berupa protein hewani, nabati, dan zat besi, sejak sebelum sampai setelah kelahiran.
Hal ini berdampak pada bayi lahir dengan gizi yang kurang, sehingga anak menjadi stunting.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkampanyekan pentingnya pemberian protein Hewani kepada anak, utamanya anak usia dibawah 2 tahun.
Artikel Terkait
Tiga Lokasi Penanganan Stunting di Sragen Ditinjau Dirjen Kesehatan Masyarakat
Upaya Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Dorong Para Ibu Jadi Akseptor KB Pascapersalinan
BKKBN dan Kemenag Dorong Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin Wanita Untuk Cegah Stunting
'Nginceng Wong Meteng’ Menjadi Program Ganjar Pranowo Untuk Turunkan Angka Stunting di Jateng
Presiden Jokowi Perintahkan Penerapan Teknologi untuk Turunkan Stunting di Daerah
Lakukan Akselerasi Turunkan Angka ‘Stunting’,Bupati Banyuwangi Siapkan Rp 7 Miliar untuk Nutrisi Bayi ‘Baduta'