SILANEWS – Hari belum lagi menunjukkan pukul 6 pagi namun dua orang turis manca negara telah duduk mengantri di depan dagangan Mbah Satinem.
Sementara itu Mbah Satinem terlihat masih menata jajanan tradisional yaitu kue lupis, tiwul dan gatot (makanan dari singkong hitam yang dikeringkan).
Bagi penikmat jajanan tradisional, nama Mbah Satinem sudah tidak asing lagi. Beliau adalah penjaja lupis di depan toko di jalan Bumijo 42 Jetis yang melegenda di Yogyakarta.
Sudah sejak lama jajanan Mbah Satinem diburu para penikmat kuliner. Konon Presiden ke-2 RI Soeharto juga menjadi salah seorang pembelinya.
Sejak sebelum pukul 6 pagi orang-orang memang sudah mulai antri berkerumun untuk bisa menikmati jajanan tradisional buatan Mbah Satinem.
Agar pelanggan tidak berebut, Mbah Satinem yang dibantu putrinya membuat kartu nomor antrian.
Kesiangan sedikit dapat dipastikan tidak akan kebagian karena dagangan Mbah Satinem biasanya sudah ludes pada pukul 07.30.
Jika sebelumnya nama Mbah Satinem hanya dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan penikmat kuliner nasional, namun sejak lupis dagangannya diulas dalam salah satu episode Street Food berjudul Yogyakarta Street Food di serial dokumenter Netflix dan ditayangkan perdana sejak 26 April lalu.
Sejak ditayangkan di Netflix, nama Mbah Satinem langsung viral dan mendunia membuat Namanya semakin popular.
Jajanan tradisional buatan Mbah Satinem selain semakin banyak diburu penikmat kuliner dalam negeri, juga diburu penikmat kuliner manca negara.
Seperti disebutkan dalam awal tulisan, beberapa turis manca negara terlihat sudah ikut mengantri sejak pagi.
Mereka antri untuk bisa merasakan lupis Mbah Satinem yang lembut dengan lumuran gula merah yang sangat pas manisnya.
Ketika ditanya bagaimana mereka bisa tahu dagangan Mbah Satinem, jawabannya adalah dari tayangan Netflix.
Dalam menyajikan dagangannya, Mbah Satinem meraciknya satu persatu dengan sabar. Tidak ada kesan terburu-buru.