SILANEWS - Kebutuhan kedelai nasional menurut BPN pada 2022 mencapai 2,84 juta ton. Sementara itu produksi nasional hanya sekitar 200 ribu ton (2021), dan meningkat menjadi 200.315 ton (2022)
Selisih antara kebutuhan dengan produksi dalam negeri diatasi dengan melakukan impor. Sementara itu jumlah kebutuhan dari tahun ke tahun terus meningkat, sehingga angka impor kedelai pun ikut naik.
Unggahan instagram @sekretariat.kabinet, pada Senin (19/9/2022) memberitakan mengenai rapat terbatas Kabinet dipimpin Presiden Joko Widodo membahas upaya peningkatan produksi kedelai, sebagai berikut:
Baca Juga: Presiden Jokowi Dorong Peningkatan Produksi Kedelai Nasional
“Presiden Joko Widodo pimpin Rapat Terbatas mengenai Peningkatan Produktivitas Kedelai, Senin (19/09/2022), di Istana Merdeka, Jakarta.
Ratas tersebut dihadiri oleh sejumlah Kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zul hasan, Menteri BUMN Erci Thohir, dan kepala lembaga terkait.
Sementara itu dalam unggahan instagram pada hari yang sama (19/9/2022), Sekretariat Kabinat menulis dengan lebih lengkap isi rapat terbatas Presiden Joko Widodo dengan sejumlah menteri terkait dengan upaya meningkatan produktivitas kedelai, sebagai berikut:
“Pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam bibit varietas yang lebih unggul, bahkan apabila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik atau genetically modified organism (GMO) maupun bibit impor.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/09/2022).
Baca Juga: Papua Bergejolak, Ini Dia Penyebabnya!
Senada, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menekankan bahwa penetapan harga beli diperlukan agar petani tidak dirugikan.
“Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100 persen tergantung pada impor. Salah satu arahan beliau adalah harganya dibuat agar petani tidak dirugikan. Jadi untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan daripada BUMN agar petani bisa memproduksi,” ujar Airlangga.” (SH)***
Artikel Terkait
Rekayasa Lalu-lintas untuk Kelancaran Arus Mudik 2022, Para Pemudik Wajib Tahu!
Straregi Operasional Pengelolaan Jalan Tol Surabaya-Gempol Dimatangkan, Rekayasa Lalu-Lintas Disiapkan